redaksi_aktif
Metro (aktifnews-.com) — Camat Metro Utara, Heri Hendarto, bersama Kepala Satpol PP Kota Metro, Yose Sarmento, dan tim mendatangi lokasi usaha pembuatan sekam padi (untuk tungku dan campuran pupuk melalui proses pembakaran) di RT 43, RW 10, Kelurahan Karang Rejo, Metro Utara, pada Selasa (28/10/2025). Kedatangan mereka untuk menanggapi keluhan masyarakat sekitar terkait debu dan asap yang dihasilkan dari pembakaran sekam.
Yose Sarmento, menyampaikan bahwa tujuan kedatangan mereka bukan untuk memihak salah satu pihak, melainkan untuk mencari solusi terbaik agar usaha tersebut dapat terus berjalan tanpa mengganggu masyarakat sekitar.
“Hadir kita di sini bukan berarti kita memihak sana sini, tetapi kita bersama-sama akan carikan solusinya, sehingga usaha tetap jalan dan lingkungan tetap nyaman,” ungkap Yose.
Yose juga menekankan pentingnya mengantisipasi dampak yang lebih besar jika usaha tersebut berkembang.
“Pak Surandi mengatakan dampak masyarakat yang mana, maka kita perlu antisipasi dari sekarang, ini belum besar usahanya, tetapi lama-lama bisa semakin banyak, maka kita perlu antisipasi,” katanya.
Satpol PP Kota Metro bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan bekerja sama untuk mencari solusi. Yose menambahkan bahwa mereka akan mengadakan rapat bersama warga untuk membahas solusi terbaik.
“Apa kita beri penutup setinggi pembakaran sekam, diberikan cerobong untuk asap, kita akan cari kan solusi bersama Pak Camat dan Dinas LH,” ungkap Yose.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melalui Kasi Inventarisasi dan Perencanaan Lingkungan Hidup, Agus Dwi Hartono, menyampaikan bahwa pelaku usaha dapat terus berjalan, tetapi perlu memperhatikan dampak lingkungan sekitar.
“Pelaku usaha juga tetap kita dukung, tetapi juga harus memperhatikan dampak pada lingkungan, kita sudah kasih waktu untuk beroperasional, tetapi tahapan-tahapan untuk mengurangi dampak pada lingkungan harus diusahakan,” kata Agus.
Agus juga menyarankan agar pelaku usaha membuat dinding penutup dan cerobong asap untuk mengurangi dampak debu dan asap.
“Coba dibuat dinding dari seng, dengan ukuran dengan kapasitas merang bakar tersebut, lalu di atas dibuat cerobong asap,” ungkap Agus.
Ketua RT 43, Yuyun Anggraini, mengatakan bahwa masyarakat sekitar memang merasa tergganggu dengan adanya debu dan asap yang dihasilkan usaha sekam tersebut.
“Warga ngomong ini sangat mengganggu dari asapnya, jika ada angin debunya masuk pemukiman warga,” kata Yuyun.
Camat Metro Utara, Heri Hendarto, sepakat dengan Satpol PP dan Dinas LH untuk mencari solusi bagi pelaku usaha sekam tersebut.
“Kita akan bersama-sama dengan pamong dan masyarakat, juga dengan Dinas LH akan mencari solusi agar usaha tetap berjalan, tetapi juga memperhatikan kesehatan warga dampak dari asap dan debu,” tukasnya. (Rusia).
